Suasana Duka menyelimuti tempat kost Almarhumah, Moudita Hernanda Puri, Kamis (1/5/2025) lalu. (Foto: Ist/SWIN)
MAKASSAR, SWARAINDEPENDEN.COM-- Mahasiswi Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Hasanuddin (Unhas) Angkatan 2020, ditemukan meninggal dunia dalam kamar kostnya, di Jl Sahabat Tamalanrea, Kamis (1/5/2025) yang lalu.
Kepergiannya, menyisakan duka yang sangat mendalam bagi teman-temannya, termasuk lingkungan Kampus Unhas, tempatnya menempuh pendidikan tingkat strata satu (S1).
Beberapa fakta yang sementara dirangkum tim Redaksi Swara Independen, antara lain;
1. Asal Palu Sulawesi Tengah
Mahasiswi yang memiliki nama Moudita Hernanda Puri, berusia 23 tahun, berasal dari Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah.
2. Interaksi terkahir 3 hari sebelum ditemukan meninggal
Menurut teman kostnya, Risya, terakhir melihat korban, Senin (28/4/2025) lalu, atau 3 hari sebelum korban ditemukan meninggal dunia di kamarnya.
“Setelah itu, saya tidak pernah lagi lihat (Moudita). Soalnya dia juga tidak pernah buka pintunya, tapi saya perhatikan lampu kamarnya itu masih sering menyala, jadi tidak ada kecurigaan,” tutur Risya, Kamis (01/05) hari itu.
3. Ditemukan dalam kondisi mayat bengkak dan berbau menyengat
Ditemukan pertama kali oleh temannya, Ananda Pratiwi, sekira pukul 17.45 WITA, menjelang Magrib. Kondisi tubuh korban sudah membengkak dan mulai mengeluarkan bau menyengat.
Saat itu, Ananda mendapat kabar, jika Moudita sudah tiga hari tidak bisa dihubungi, sehingga ia khawatir dengan keadaan temannya.
"Merasa khawatir, Ananda mendatangi kost korban di Pondok Haji Mandor I, Jalan Sahabat, Samping Kampus Unhas," tulis Ishaq dalam keterangan.
Bersama penghuni kost lainnya, Nirmala Sari, mereka menemukan pintu kamar tidak terkunci, dan menemukan Moudita terletang dinatas tempat tidurny, dalam kondisi sudah tidak bernyawa.
3. Sakit Sesak Nafas dan BPJS Menunggak
Dari keterangan beberapa teman, sebuah fakta yang sangay memilukan, Moudita diketahui sedang sakit dan sering mengeluhkan sesak napas. Namun, dia memilih tidak berobat ke rumah sakit karena iuran BPJS-nya disebut tidak aktif karena menunggak.
Masalah ini tidak diketahui oleh teman-temannya, lantaran korban dikenal sangat pendiam dan tertutup. Dia hanya sering mengeluh sesak nafas.
"Menurut keterangan teman-temannya, almarhum Moudita memang dalam keadaan sakit. Ia disebutkan beberapa mengalami sesak napas. Namun yang bersangkutan tidak ke rumah sakit, karena katanya BPJS-nya menunggak," kata Ishaq.
Kasus ini menjadi pengingat bahwa akses layanan kesehatan dasar masih belum sepenuhnya merata, terutama bagi mahasiswa yang hidup di perantauan dan berasal dari keluarga prasejahtera.
Aktivis kemanusiaan menyerukan agar evaluasi terhadap sistem iuran BPJS Kesehatan dilakukan, agar tidak ada lagi nyawa yang terabaikan akibat persoalan administrasi.
Pemerintah daerah dan pusat diharapkan mampu menyediakan skema jaminan layanan kesehatan darurat khusus bagi pelajar dan mahasiswa dari keluarga tidak mampu.
4. Persiapan penyelesaian study
Almarhumah Moudita Hernanda Puri, almuni SMA Negeri 4 Palu. Mahasiswi Departemen Sosiologi FISIP Unhas Angkatan 2020. Dia sebenarnya dalam persiapan penyelesaian studinya di Unhas. Namun ajal lebih dahulu menjemputnya.
Jenazah Moudita sudah dibawa ke Polewali Mandar (Polman), tempat tinggal orang tuanya dan dimakamkan di sana, Jumat (2/5/2025) kemarin.*
(Agus Iskandar)
0 Komentar