Breaking News

Jelang Hakordia 2025, Djusman AR: “Sulsel Tidak Butuh Pencitraan, Butuh Keberanian Membongkar!”


MAKASSAR, SWARAINDEPENDEN.COM-- Hari Antikorupsi Sedunia (Hakordia) 2025 kembali dirayakan dengan slogan-slogan yang sama. Namun di lapangan, wajah korupsi di Sulawesi Selatan justru semakin rapi, semakin tersembunyi, dan semakin dilindungi oleh kekuasaan. 

Hal tersebut diungkapkan Koordinator Badan Pekerja Komite Masyarakat Anti Korupsi (KMAK) Sulselbar, Koordinator Forum Komunikasi Lintas (Fokal) Non Govermental Organization (NGO) Sulawesi, juga sebagai Direktur Lembaga Peduli Sosial Ekonomi Budaya dan Hukum (LP-SIBUK) Sulawesi Selatan Djusman AR.

“Jangan tipu publik dengan seremoni. Yang dibersihkan hanya permukaan; yang busuk di dalam dibiarkan hidup. Ini bukan pemberantasan, ini panggung,” tegas tokoh antikorupsi peraih Special Achievement Awards “Outstanding Transparency and Integrity”,  CNN Indonesia Awards 2024 lalu.

Penggiat Anti Korupsi senior ini mencatat maraknya praktik korupsi kebijakan, sebagai modus yang dianggap paling kejam karena menyesatkan publik sejak awal.

Djusman tidak menahan diri untuk mengungkapkan, “Musrenbang dikunci, OPD dipaksa tunduk, vendor disiapkan sebelum tender. APBD bukan lagi dokumen publik, tapi daftar pesanan kelompok tertentu."

Ia menyebutkan bahwa beberapa proyek strategis di kabupaten/kota di Sulsel terindikasi “diatur” sejak meja perencanaan. 

“Ini bukan lagi manipulasi kecil. Ini operasi besar. Dan semua terjadi dalam ruang yang mengklaim dirinya birokrasi modern,” ujarnya sahabat mantan Ketua KPK Abraham Samad ini.

Kritik paling keras diarahkan kepada aparat penegak hukum. Ia menilai APH kadang tumpul dan tebang pilih.

“Serius bagaimana kalau kasus-kasus besar didiamkan? Bagaimana publik percaya kalau laporan masyarakat malah menguap? Sulsel butuh pembenahan, bukan basa-basi,” semburnya.

Ia menyebut beberapa laporan yang masuk ke meja aparat yang “diparkir” tanpa alasan jelas.

“Kalau ada aktor kuat terlibat, kasusnya hilang. Tapi kalau pelaku kelas bawah, cepat sekali ditangkap. Ini ketidakadilan yang disengaja," ungkap Bang Djus di Kedai Tujuhbelas miliknya di Jalan Anggrek Raya, Toddopuli Makassar.

Bang Djus dengan keras menyerukan, “Hakordia Bukan Panggung, Ini Peringatan!”

“Sulsel tidak butuh ucapan selamat Hakordia. Sulsel butuh keberanian membuka sejauh apa korupsi merusak daerah. Kalau negara tidak hadir, masyarakat akan menghadirkan perlawanan sipil," pungkasnya.*

(AgusIskandar)

Baca Juga

0 Komentar

© Copyright 2022 - SWARA INDEPENDEN